Sound system yang bagus dan mahal belum tentu menjamin suara di event Anda akan sempurna. Kesalahan dalam proses setup dan operasional yang terlihat sepele justru sering menjadi biang kerok kegagalan audio, mulai dari suara berdengung, feedback melengking, hingga vokal yang tidak terdengar jelas.
Menghindari kesalahan-kesalahan ini adalah kunci untuk menyelamatkan acara Anda. Berikut adalah 5 kesalahan umum dalam setup audio event yang harus Anda waspadai:
1. Penempatan Speaker yang Salah: Biang Feedback dan Area “Bisu”
Ini adalah kesalahan yang paling sering terjadi dan paling terlihat dampaknya.
-
Kesalahan: Meletakkan speaker utama di belakang mikrofon (terutama mic pembicara) atau menyorongkannya langsung ke arah monitor panggung. Ini menciptakan loop umpan balik (feedback) yang menyebabkan suara lengkingan yang menyakitkan telinga. Selain itu, menempatkan speaker tanpa mempertimbangkan coverage akan menciptakan area “bisu” (dead spot) dan area yang terlalu keras (hot spot) bagi audience.
-
Solusi:
-
Speaker Utama: Tempatkan speaker utama di depan atau di samping jauh dari mikrofon, mengarah ke audience, bukan ke panggung.
-
Monitor Panggung: Arahkan monitor panggung (wedge monitor) langsung ke pemain atau pembicara, dan pastikan mikrofon tidak “melihat” ke arah monitor tersebut.
-
Gunakan Sistem Line Array: Untuk area yang luas, line array dirancang khusus untuk menyebarkan suara secara merata dan konsisten.
-
2. Gain Staging yang Buruk: Sumber Suara Kotor dan Berisik
Gain staging adalah fondasi dari kualitas suara yang bersih. Mengatur gain dengan salah adalah kesalahan fatal yang berantai ke seluruh sistem.
-
Kesalahan: Mengatur gain input pada mixer terlalu rendah sehingga suara lemah dan harus dinaikkan secara drastis di output (fader), atau sebaliknya, mengatur gain terlalu tinggi hingga menyebabkan clip/clipping (distorsi). Hasilnya adalah suara yang pecah, berisik (noise), dan rentan feedback.
-
Solusi:
-
Atur gain input untuk setiap channel (misalnya dari mikrofon atau instrumen) pada level yang optimal. Biasanya, saat sumber suara aktif, pastikan meter level di mixer berada di zona hijau atau mendekati kuning, tanpa pernah menyentuh merah.
-
Prinsipnya: “Cari level yang sehat dari sumbernya, lalu kendalikan volume akhir dengan fader.”
-
3. Mengabaikan Kabel dan Koneksi: Dengung dan Gangguan Tak Diundang
Suara dengung (hum) atau “brebes” seringkali bukan berasal dari peralatan yang rusak, melainkan dari kabel dan koneksi yang tidak tepat.
-
Kesalahan:
-
Menggunakan kabel instrument (TS/unbalanced) yang panjang untuk menghubungkan sumber ke mixer, yang sangat rentan menangkap interferensi listrik.
-
Kabel yang kualitasnya rendah, rusak, atau konektornya kotor.
-
Menjalankan kabel audio secara paralel dan berdekatan dengan kabel listrik AC.
-
-
Solusi:
-
Gunakan selalu kabel balanced (XLR atau TRS) untuk koneksi jarak menengah hingga panjang.
-
Periksa fisik kabel secara rutin dan investasi pada kabel yang berkualitas.
-
Selalu beri jarak antara jalur kabel audio dan kabel listrik. Jika harus bersilangan, buatlah sudut 90 derajat.
-
4. EQ yang Berlebihan: Merusak Kealamian Suara
Equalizer (EQ) adalah alat yang powerful, tetapi penggunaan yang berlebihan justru merusak kualitas suara.
-
Kesalahan: “Memotong” atau “meninggikan” (boost) frekuensi tertentu secara ekstrem (misalnya +10 dB) hanya karena terdengar tidak enak. Ini sering terjadi karena mencoba menyembuhkan masalah yang sebenarnya berasal dari gain staging yang buruk, penempatan speaker yang salah, atau kualitas mikrofon yang rendah.
-
Solusi:
-
Kurangi, Jangan Tinggikan: Daripada meningkatkan frekuensi yang Anda suka, cobalah mengurangi frekuensi yang mengganggu. Teknik “subtractive EQ” ini lebih alami.
-
Pemotongan Feedback: Jika ada feedback, gunakan Graphic EQ untuk memotong frekuensi spesifik yang menyebabkan feedback secara halus, bukan memotong pita frekuensi yang lebar.
-
Less is More: Lakukan penyesuaian EQ dengan halus dan dengarkan perubahannya.
-
5. Tidak Ada Soundcheck yang Memadai: Menebak-nebak di Tengah Pertunjukan
Banyak penyelenggara yang mengabaikan soundcheck atau melakukannya dengan terburu-buru.
-
Kesalahan: Hanya mengetes suara dengan berkata “cek, cek, cek” tanpa memainkan materi yang sebenarnya atau mengatur level untuk semua pemain. Akibatnya, ketika acara berlangsung, soundman baru bereaksi terhadap masalah yang muncul, bukannya sudah siap menghadapinya.
-
Solusi:
-
Lakukan soundcheck lengkap sebelum acara dimulai dengan melibatkan semua pembicara dan pemain musik.
-
Minta setiap orang memainkan atau berbicara dengan volume dan intensitas seperti saat pertunjukan sesungguhnya.
-
Atur level, EQ, dan monitor mix selama sesi ini. Catat setting yang optimal pada mixer jika memungkinkan.
-
Kesimpulan
Kesalahan dalam setup audio seringkali adalah kesalahan fundamental, bukan kesalahan teknis yang rumit. Dengan memperhatikan penempatan speaker, menguasai pengaturan gain, menggunakan kabel yang tepat, berlaku bijak dengan EQ, dan melakukan soundcheck yang serius, Anda telah menghindari 95% masalah audio yang umum terjadi.
Ingatlah pepatah dalam dunia audio: “Orang yang tidak menyadari adanya masalah audio adalah orang yang beruntung.” Tugas Anda adalah memastikan audio berjalan dengan mulus, sehingga audiens bisa fokus menikmati acara, bukan pada masalah teknis yang mengganggu.
Tentang Penulis
admin
Penulis artikel di IndoLightAudio.